Langsung ke konten utama

Tips Hemat Uang saat Kuliah di Jerman

Segala puji dan syukur pada Allah SWT, limpahan rezeki dan karunia kepada siapa dari kita yang selalu tamak mencari ridho dan berkah dari Nya dalam tiap perbuatan yang kita lalui, serta mohon ampun atas dosa yang kita perbuat. 

Masalah rezeki dan harta, tentulah ini masalah penting bagi anak diaspora yang kuliah di eropa, khususnya Jerman. Sebagian besar adalah siswa yang ikut tren kuliah di eropa, walaupun tak kesemuanya ternyata mapan untuk keperluan segala biaya kuliah. Maka artikel ini tentang tips tentang hemat, atau cara semacamnya mengurangi pengeluaran atau bahkan tambah pemasukan di Jerman. 

1. Kerja
Sudah umum kalau waktu kosong belajar dimanfaatkan untuk bekerja. Ada banyak trik pula dalam bekerja ini. Umumnya pelajar bakal cari Leitfirma untuk kerja saat Summer. Tapi lebih baik kalau kita cari kerja langsung direct ke toko atau tempat kerja sebagai Minijobber. Ada banyak keuntungannya kerja semacam ini daripada dengan Leitfirma. Selain bisa dapat gaji lebih tinggi, kita bisa dapat bonus lain semacam Urlaubsgeld dan Weihnachtsgeld. Selain itu yang jelas tidak kena banyak pajak karena dibawah 450 euro per bulan. 

Kalau pun kerja dengan Leitfirma, hal yang jangan dilupakan adalah untuk ambil kembali Lohnsteuer  saat awal tahun (mungkin sampai maret)di Finazamt, cara urusnya bisa ditanya ke Leitfirma tersebut. Kerja penuh satu bulan di Leitfrma juga bisa ambil Urlaub 2 hari tiap bulan, dapat Urlaubsgeld juga, yang besarannya sendiri memang tidak banyak, tapi lumayan libur untuk istirahat. 

Kerja yang paling direkomendasikan tentu saja, Hilftwissenschaftlicher atau Hiwi. Ini sangat direkomendasikan. Untungnya banyak sekali, waktu kerja relatif personal, gaji di atas rerata, tambah bobot Lebenslauf, bisa disesuaikan dengan bakat, sosialisasi dengan student lain, dan semacamnya. Aku sendiri memang masih belum pernah dapat, karena memang saingan banyak sekali dan berat. Walau begitupun, sebenarnya Hiwi pekerjaan yang ideal untuk student semester 4 atau ke atas. Kerja jenis ini patut diperjuangkan, bahkan jika hanya 3 bulan kerja saja. 

2. Menggunakan sepeda sebagai ganti tiket bus
Ini rekomendasi untuk pelajar di kota kecil dan datar, bukan yang luas atau berbukit. Modal 100 euro sudah bisa beli sepeda bekas bagus. Belilah Schloss yang besar supaya sepeda aman dari maling. 

3. Krankenversicherung
Untuk awal di Jerman, pelajar umumnya pakai Care Concept atau Mawista. Umumnya pelajar tidak pernah pakai fasilitas dari asuransi, jadi pilihlah jenis tarif yang bisa ambil Prämie balik. Kalau tidak salah, bisa ambil belik sampai 50 persen dari yang sudah kita bayar kalau kita 12 bulan beruntun pakai KK tersebut. 

Tidak banyak pula yang tahu, ternyata Mawista masih bisa dipakai di awal kuliah, sekitar 1 hingga 2 tahun pertama. Bayaran bulanannya tentu lebih kecil dibandingkan gesetzliche KK. Jadi bisa dipertimbangkan lagi. Catatannya, tidak semua Uni terima private KK untuk kuliah. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karya Ilmiah dan Hausarbeit

Aku bersyukur sekarang berkuliah di Jerman. Aku akan cerita sedikit tentang pendidikan di sini. Para pelajar asing seperti aku dari luar Uni Eropa yang akan ambil S1 di Jerman, harus menyelasaikan  sekolah penyetaran (Studienkolleg) selama 2 semester. Aku akhirnya bisa masuk Studienkolleg Nordhausen. Di Studienkolleg ini para pelajar belajar beberapa mata pelajaran setara SMA dalam bahasa Jerman. Di Studienkolleg Nordhausen, berbeda dengan banyak Studienkolleg lain, di sini ada tambahan tugas. Pelajar juga harus menyelesaikan  Hausarbeit di semester 1, lalu mempresentasikan tugas Hausarbeit ini di semester 2.  Lalu apa itu  Hausarbeit ? Inilah yang lebih mirip karya ilmiah di Indonesia. Tapi tidak begitu rumit. Berbeda dengan Karya Ilmiah, pada  Hausarbeit  siswa hanya diharuskan merumuskan suatu pertanyaan ilmiah yang kemudian dijelaskan dalam suatu makalah. Siswa mengumpulkan informasi dari buku-buku, artikel, koran, ataupun halaman intern...

Titian Teras & Senioritas

Kampus Titian Teras Aku teringat, ketika dalam perjalanan ke Jambi, bersama kawan-kawan dan Guru pembimbingku dari SMP N 1 Muara Bungo. Waktu itu adalah momen buruk dalam hidupku. Aku muntah-muntah, mabuk darat. Rasanya habis sudah isi perut, sekalian usus-ususnya. Kepalaku lemas dipangkuan Guruku. Sambil liat sisi jalan ia bilang, " Tengok ni sebelah kanan, SMA Titian Teras. Paling bagus se-Jambi. Sekolah militer" , juga info penting untuk yang lain. Dalam hati aku bergumam, untuk apa aku harus sekolah jauh-jauh, kalau setiap pulang aku harus muntah 7 kali dalam sekali perjalanan. Lagipula pasti banyak kekerasannya. Takdir bicara lain. Dua tahun kemudian, aku adalah siswa Titian Teras. Sebelumnya tidak pernah aku berpikir akan merantau jauh hanya untuk sebuah SMA. Teman-teman di SMP memang sudah banyak yang berencana merantau. Tapi aku sudah lumayan nyaman di Bungo. Maksudku, aku tidak pernah benar-benar jauh dalam waktu yang lama dari kota ini. Lagipula siapa yang ...

Awal di Jerman

Late Post from January 2016 Sebagian orang bermimpi agar bisa menggapai sesuatu, tapi dulu bahkan aku tidak berpikir untuk kuliah ke luar negeri. Sekarang aku sudah sekitar setahun lebih di Jerman menyelesaikan penyetaraan dan Insya Allah sebentar lagi akan kuliah S1. Kampus Studienkolleg Nordhausen Aku berminat kuliah ke Jerman ketika sekolah di Titian Teras bersama Ahmad Mustain Billah. Saat-saat yang sulit adalah proses sebelum berangkat ke Jerman, dan ia lah yang sangat banyak membantu aku ketika itu. Sekarang kami tidak lagi di kota yang sama di Jerman. Aku baru saja lulus Penyetaraan SMA di Studienkolleg Nordhausen, sedangkan dia juga di saat yang hampir sama lulus di Studienkolleg Wismar. Hal pertama yang membingungkan dalam kuliah di luar negeri tentulah bahasa. Sayangnya aku bukanlah penggemar pelajaran bahasa. Setamat SMA, kami mengikuti kursus bahasa Jerman sambil mengurus keperluan berangkat. Alhamdulillah, aku akhirnya bisa menguasai dasar bahasa Jerman...